Keterlekatan
A. Pengertian
Menurut Granovetter (1985)
keterlekatan merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan
melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara para
aktor. ini tidak hanya terbatas pada individual sendiri tetapi juga mencakup prilaku ekonomi yang
lebih luas. seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi, yang
semuanya terpendam dalam suatu jaringan hubungan sosial.
adapun yang dimaksud jaringan hubungan
sosial ialah sebagai “suatu rangkaian hubungan yang teratur atau hubungan
sosial yang sama di antaraindividu-individu atau kelompok-kelompok (granovetter
dan swedbeg . 1992)
Granovetter (1985) menemukan perdebatan
antara kubu oversocialized dan kubu undersocialized. Pada kubu
oversocialized, tindakan ekonomi yang kultural diuntun oleh aturan berupa nilai
dan norma yang diinternalisasi. contohnya dalam memilih pekerjaan ,melaksanakan
propesi ,menjual, membeli, menabung dan lain sebagainya. mereka tunduk dan
patah pada segala sesuatu yang diinternalisasi dalam lehidupan sosial, seperti
nilai , norma dan adat istiadat.
Sedangkan pada kubu undersocialized,
tindakan ekonomi yang rasional dan berorientasipada pencapaian keuntungan
individual (self- interest). contohnya dalam memandang setiap tindakan ekonomi
merupakan refleksi dari suatu pencapaian perolehan keuntungan pribadi. apabila
mereka merasa mendapatkan keuntungan maka mereka akan meraih keuntungan
tersebut meskipun norma dan nilai melarang mereka untuk melkukannya, sedangkan
apabila mereka merasa mendapatkan kerugian maka mereka akan menghindari untuk
tidak melakukan hal tersebut.
B.
Keterlekatan-ketidakterlekatan versus keterlekatan lemah-kuat
Polony dan kawan-kawan (1957) melihat ekonomi dalam
masyarakat pra-industri melekat dalam iinstitusi-institusi sosial, politik dan
agama. ini berarti bahwa fenomena seperti perdagangan, uang, dan pasar diilhami
tujuan selain dari mencari keuntungan.
Kehidupan ekonomi dalam masyarakat pra industri diatur oleh
resiprositas dan redistribusi sedangkan pada masyarakat modren pasar yang
menentukan harga yang ditentukan oleh suatu logika baru. yang mana logika
tersebut logika yang menegaskan bahwa tindakan ekonomi tidak melekat dalam
masyarakat.
granovetter dan swedbeg tidak setuju dengan polony dan
mengusulkan bahwa tindakan ekonomi berlangsung antara keterlekatan lemah (under
embedded) dan keterlekatan kuat (over embedded).
contoh untuk keterlekatan lemah (under embedded) yaitu ketika
seseorang menarik uang melalui mesin atm dan keterlekatan kuat (over embedded)
yaitu ketika mereka mengambil uang dari tabungan melalui teller bank.
C.
Bentuk-bentuk keterlekatan
1. Keterlekatan relasional
adalah tindakan ekonomi yang disituasikan secara
sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung
diantara tindakan para aktor.
contohnya tindakan daloam ekonomi yaitu hubungan
antara penjual dan pembeli yang mana mereka saling memberi informasi dan
memberikan keuntungan kedua belah pihak.
2. Keterlekatan struktural
adalah keterlekatan yang terjadi dalam suatu jaringan
hubungan yang luas.
jaringan hubungan yang luas berupa institudi ( lembaga
sosial ) dan struktural . struktural sosial suatu pola hubungan atau interaksi
yang terorganisir dalam suatu pola ruang sosial.
contohnya ikatan dokter indonesia (IDI) merupakan
struktur sosial karena adanya ketua, sekretaris, anggota, anggaran dasar, rumah
tangga dan lain-lain.
D.
keterlekatan dan pendekatan lainya
adalah pendekatan-pendekatan pilihan
rasiobnal dan pendekatan ekonomi industri baru.
1. Keterlekatan versus prilaku
rasional
karya dari
gary backer tentang yhe economic approach to humen behaviour (1976).
prilaku rasional adalah
memaksimumkan keajegan prilaku yang diantisipasi atau diharapkan akan membawa
imbalan atau hasil dimasa akan datang.
pelaku rasional meliputi:
a. aktor melakukan perhitungan
dari pemanfaatan dan frekuensi dalam pemilihan suatu tindakan .
b. aktor juga menghitung biaya
bagi setiap jalur prilaku.
c. aktor berusaha memaksumalkan
pemanfaatan untuk mencapai pilihan tertentu.
menurut granovetter (1985) bahwa pendekatan pilihan rasional
merupakan bentuk ekstrem dari individualisme dari metodologis yang mencoba
meletakkan suatu super struktur yang luas diatas fundamen yang sempit. sebagai pendekatan
pilihan rasional tidak memperhatikan secara serius struktur jaringan sosial dan
bagai mana struktur ini mempengaruhi hasil secara keseluruhan.
2. Keterlekatan versus ekonomi
institusi baru
berasal dari perluasan
analisa ekonomi dalam rangka memasukkan institusi-institusi sosial kedalam
cakupan perhatian.
Ekonomi institusi baru meliputi:
a. arus-arus ekonomi harus
berhubungn dengan institusi-institusi
b. analisa institusi-institusi
yang selama ini terabaikan dapat digunakan secara langsung atas dasar prinsip
ekonomi – neo klasik.
menurut
granovetter dan swedbeg (1992) adalah suatu kemampuan ekonom yang heterogen.
maka ini termasuk kedalam kelompok Oliver E. Williamson, Alfed D. chandler,
Dougles North, Robert P. Thomas, dan Andrew Schutter yang mana mereka
mengemukakan tentang efisien.
Untuk
mendapatkan ekonomi institusi baru yang efisien, Oliver E Williamson
mengemukakan pemikiran tentang biaya transaksi ekonomi yang merupakan bahwa
masalah-masalah yang tejadi pada titik simpul antara ekonomi, hukum dan
organisasi dapat dipecahkan dg asumsi bahwa institusi-institusi tersebut
cendrung kepada kondisi-kondisi yang
secra efisien mengurangi biaya transaksi.
apa yang
dikemukakan oleh williamson tersebut bagi granovetter memperlihatkan terjadinya
keterlekatan dalam kontrak, meskipun kelihatannya dilakukan secara formal.
sebab dalam kenyataannya bahwa semua hubungan bisnis dan trasaksi paling tidak
melibatkan proses interaksi dan hubungan
sosial yang pada gilirannya menghasilkan kepercayaan dan saling percaya diri
meski pada tingkat minimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar