Minggu, 10 Januari 2016

KETERLEKATAN



Keterlekatan
A.      Pengertian
          Menurut Granovetter (1985) keterlekatan merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara para aktor. ini tidak hanya terbatas pada individual sendiri  tetapi juga mencakup prilaku ekonomi yang lebih luas. seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi, yang semuanya terpendam dalam suatu jaringan hubungan sosial.
         adapun yang dimaksud jaringan hubungan sosial ialah sebagai “suatu rangkaian hubungan yang teratur atau hubungan sosial yang sama di antaraindividu-individu atau kelompok-kelompok (granovetter dan swedbeg . 1992)
        Granovetter (1985) menemukan perdebatan antara kubu oversocialized dan kubu undersocialized. Pada kubu oversocialized, tindakan ekonomi yang kultural diuntun oleh aturan berupa nilai dan norma yang diinternalisasi. contohnya dalam memilih pekerjaan ,melaksanakan propesi ,menjual, membeli, menabung dan lain sebagainya. mereka tunduk dan patah pada segala sesuatu yang diinternalisasi dalam lehidupan sosial, seperti nilai , norma dan adat istiadat.
         Sedangkan pada kubu undersocialized, tindakan ekonomi yang rasional dan berorientasipada pencapaian keuntungan individual (self- interest). contohnya dalam memandang setiap tindakan ekonomi merupakan refleksi dari suatu pencapaian perolehan keuntungan pribadi. apabila mereka merasa mendapatkan keuntungan maka mereka akan meraih keuntungan tersebut meskipun norma dan nilai melarang mereka untuk melkukannya, sedangkan apabila mereka merasa mendapatkan kerugian maka mereka akan menghindari untuk tidak melakukan hal tersebut.

B.      Keterlekatan-ketidakterlekatan versus keterlekatan lemah-kuat
Polony dan kawan-kawan (1957) melihat ekonomi dalam masyarakat pra-industri melekat dalam iinstitusi-institusi sosial, politik dan agama. ini berarti bahwa fenomena seperti perdagangan, uang, dan pasar diilhami tujuan selain dari mencari keuntungan.
Kehidupan ekonomi dalam masyarakat pra industri diatur oleh resiprositas dan redistribusi sedangkan pada masyarakat modren pasar yang menentukan harga yang ditentukan oleh suatu logika baru. yang mana logika tersebut logika yang menegaskan bahwa tindakan ekonomi tidak melekat dalam masyarakat.
granovetter dan swedbeg tidak setuju dengan polony dan mengusulkan bahwa tindakan ekonomi berlangsung antara keterlekatan lemah (under embedded) dan keterlekatan kuat (over embedded).
contoh untuk keterlekatan lemah (under embedded) yaitu ketika seseorang menarik uang melalui mesin atm dan keterlekatan kuat (over embedded) yaitu ketika mereka mengambil uang dari tabungan melalui teller bank.

C.      Bentuk-bentuk keterlekatan
1.      Keterlekatan relasional
adalah tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara tindakan para aktor.
contohnya tindakan daloam ekonomi yaitu hubungan antara penjual dan pembeli yang mana mereka saling memberi informasi dan memberikan keuntungan kedua belah pihak.

2.      Keterlekatan struktural
adalah keterlekatan yang terjadi dalam suatu jaringan hubungan yang luas.
jaringan hubungan yang luas berupa institudi ( lembaga sosial ) dan struktural . struktural sosial suatu pola hubungan atau interaksi yang terorganisir dalam suatu pola ruang sosial.
contohnya ikatan dokter indonesia (IDI) merupakan struktur sosial karena adanya ketua, sekretaris, anggota, anggaran dasar, rumah tangga dan lain-lain.

D.     keterlekatan dan pendekatan lainya
        adalah pendekatan-pendekatan pilihan rasiobnal dan pendekatan ekonomi industri baru.

1.      Keterlekatan versus prilaku rasional
    karya dari gary backer tentang yhe economic approach to humen behaviour  (1976).
      prilaku rasional  adalah memaksimumkan keajegan prilaku yang diantisipasi atau diharapkan akan membawa imbalan atau hasil dimasa akan datang.

pelaku rasional meliputi:
a.      aktor melakukan perhitungan dari pemanfaatan dan frekuensi dalam pemilihan suatu tindakan .
b.      aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur prilaku.
c.       aktor berusaha memaksumalkan pemanfaatan untuk mencapai pilihan tertentu.

menurut granovetter (1985) bahwa pendekatan pilihan rasional merupakan bentuk ekstrem dari individualisme dari metodologis yang mencoba meletakkan suatu super struktur yang luas diatas fundamen yang sempit. sebagai pendekatan pilihan rasional tidak memperhatikan secara serius struktur jaringan sosial dan bagai mana struktur ini mempengaruhi hasil secara keseluruhan.



2.      Keterlekatan versus ekonomi institusi baru
         berasal dari perluasan analisa ekonomi dalam rangka memasukkan institusi-institusi sosial kedalam cakupan perhatian.

Ekonomi institusi baru meliputi:
a.      arus-arus ekonomi harus berhubungn dengan institusi-institusi
b.      analisa institusi-institusi yang selama ini terabaikan dapat digunakan secara langsung atas dasar prinsip ekonomi – neo klasik.
          menurut granovetter dan swedbeg (1992) adalah suatu kemampuan ekonom yang heterogen. maka ini termasuk kedalam kelompok Oliver E. Williamson, Alfed D. chandler, Dougles North, Robert P. Thomas, dan Andrew Schutter yang mana mereka mengemukakan tentang efisien.
      Untuk mendapatkan ekonomi institusi baru yang efisien, Oliver E Williamson mengemukakan pemikiran tentang biaya transaksi ekonomi yang merupakan bahwa masalah-masalah yang tejadi pada titik simpul antara ekonomi, hukum dan organisasi dapat dipecahkan dg asumsi bahwa institusi-institusi tersebut cendrung  kepada kondisi-kondisi yang secra efisien mengurangi  biaya transaksi.
      apa yang dikemukakan oleh williamson tersebut bagi granovetter memperlihatkan terjadinya keterlekatan dalam kontrak, meskipun kelihatannya dilakukan secara formal. sebab dalam kenyataannya bahwa semua hubungan bisnis dan trasaksi paling tidak melibatkan proses interaksi dan  hubungan sosial yang pada gilirannya menghasilkan kepercayaan dan saling percaya diri meski pada tingkat minimal.
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar