dear my blog...
aku bukanlah orang yang pandai dalam berkata-kata. namun dalam keseharian aku banyak merasakan hal yang tidak menyenangkan..terkadang aku bertanya kenapa aku seperti ini? kenapa keaadaan yang aku miliki tidak sesuai dengan yang aku harapkan? berapa banyakkah orang yang tidak menyukai aku? ada apa dengan diriku? apakah ada yang salah?.
Aku tidak mengerti, setiap apa yang aku rencanakan dari apa yang aku peroleh sebelumnya selalu tidak sesuai dan tidak sejalan... banyak hal yang membuat aku sedih... mungkinkah allah swt tidak meridhoi kehidupan aku, padahal aku berusaha melakukan yang terbaik dan berusaha untuk selalu menjaui curang.. namun aku harus selalu berpositive thinking kepada siapa pun terutam atuhanku allah swt.
kehidupan yang sulit merupakan cobaan yang harus aku lalui , seberapa kuatkah aku sabar menghadapinya, namun aku sedih dan menangis karena cobaan seperti ini dihadapi oleh ibuku.
sulitkah untuk hidup senang dengan cara halal?? beratkah cobaan yang harus dilalui??
sedih dan kasihan melihat ibu menghadapi kesulitan ini mulai dari kesulitan menghadapi tingkah laku anak kandung termasuk aku, menghadapi tingkah laku anak tiri yang semain menjadi-jadi terutama setelah sepeningalan ayah, menghadapi kondisi keuangan yang tak bisa ditebak dan harus banyak melakukan pembayaran sedangkan yang didapatkan terkadang tidak cukup..
dikondisi lain, apakah yang aku katakan begitu tidak pentingkah, atau setiap yang aku katakan selalu membuat kesal. tak taukah kalian seberapa banyak aku sakit hati akan ucapan kalian yang aku pendam sendiri yang ketika ditanya aku hanya mengatakan its okey....
Sabtu, 26 Maret 2016
Minggu, 10 Januari 2016
KETERLEKATAN
Keterlekatan
A. Pengertian
Menurut Granovetter (1985)
keterlekatan merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan
melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara para
aktor. ini tidak hanya terbatas pada individual sendiri tetapi juga mencakup prilaku ekonomi yang
lebih luas. seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi, yang
semuanya terpendam dalam suatu jaringan hubungan sosial.
adapun yang dimaksud jaringan hubungan
sosial ialah sebagai “suatu rangkaian hubungan yang teratur atau hubungan
sosial yang sama di antaraindividu-individu atau kelompok-kelompok (granovetter
dan swedbeg . 1992)
Granovetter (1985) menemukan perdebatan
antara kubu oversocialized dan kubu undersocialized. Pada kubu
oversocialized, tindakan ekonomi yang kultural diuntun oleh aturan berupa nilai
dan norma yang diinternalisasi. contohnya dalam memilih pekerjaan ,melaksanakan
propesi ,menjual, membeli, menabung dan lain sebagainya. mereka tunduk dan
patah pada segala sesuatu yang diinternalisasi dalam lehidupan sosial, seperti
nilai , norma dan adat istiadat.
Sedangkan pada kubu undersocialized,
tindakan ekonomi yang rasional dan berorientasipada pencapaian keuntungan
individual (self- interest). contohnya dalam memandang setiap tindakan ekonomi
merupakan refleksi dari suatu pencapaian perolehan keuntungan pribadi. apabila
mereka merasa mendapatkan keuntungan maka mereka akan meraih keuntungan
tersebut meskipun norma dan nilai melarang mereka untuk melkukannya, sedangkan
apabila mereka merasa mendapatkan kerugian maka mereka akan menghindari untuk
tidak melakukan hal tersebut.
B.
Keterlekatan-ketidakterlekatan versus keterlekatan lemah-kuat
Polony dan kawan-kawan (1957) melihat ekonomi dalam
masyarakat pra-industri melekat dalam iinstitusi-institusi sosial, politik dan
agama. ini berarti bahwa fenomena seperti perdagangan, uang, dan pasar diilhami
tujuan selain dari mencari keuntungan.
Kehidupan ekonomi dalam masyarakat pra industri diatur oleh
resiprositas dan redistribusi sedangkan pada masyarakat modren pasar yang
menentukan harga yang ditentukan oleh suatu logika baru. yang mana logika
tersebut logika yang menegaskan bahwa tindakan ekonomi tidak melekat dalam
masyarakat.
granovetter dan swedbeg tidak setuju dengan polony dan
mengusulkan bahwa tindakan ekonomi berlangsung antara keterlekatan lemah (under
embedded) dan keterlekatan kuat (over embedded).
contoh untuk keterlekatan lemah (under embedded) yaitu ketika
seseorang menarik uang melalui mesin atm dan keterlekatan kuat (over embedded)
yaitu ketika mereka mengambil uang dari tabungan melalui teller bank.
C.
Bentuk-bentuk keterlekatan
1. Keterlekatan relasional
adalah tindakan ekonomi yang disituasikan secara
sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung
diantara tindakan para aktor.
contohnya tindakan daloam ekonomi yaitu hubungan
antara penjual dan pembeli yang mana mereka saling memberi informasi dan
memberikan keuntungan kedua belah pihak.
2. Keterlekatan struktural
adalah keterlekatan yang terjadi dalam suatu jaringan
hubungan yang luas.
jaringan hubungan yang luas berupa institudi ( lembaga
sosial ) dan struktural . struktural sosial suatu pola hubungan atau interaksi
yang terorganisir dalam suatu pola ruang sosial.
contohnya ikatan dokter indonesia (IDI) merupakan
struktur sosial karena adanya ketua, sekretaris, anggota, anggaran dasar, rumah
tangga dan lain-lain.
D.
keterlekatan dan pendekatan lainya
adalah pendekatan-pendekatan pilihan
rasiobnal dan pendekatan ekonomi industri baru.
1. Keterlekatan versus prilaku
rasional
karya dari
gary backer tentang yhe economic approach to humen behaviour (1976).
prilaku rasional adalah
memaksimumkan keajegan prilaku yang diantisipasi atau diharapkan akan membawa
imbalan atau hasil dimasa akan datang.
pelaku rasional meliputi:
a. aktor melakukan perhitungan
dari pemanfaatan dan frekuensi dalam pemilihan suatu tindakan .
b. aktor juga menghitung biaya
bagi setiap jalur prilaku.
c. aktor berusaha memaksumalkan
pemanfaatan untuk mencapai pilihan tertentu.
menurut granovetter (1985) bahwa pendekatan pilihan rasional
merupakan bentuk ekstrem dari individualisme dari metodologis yang mencoba
meletakkan suatu super struktur yang luas diatas fundamen yang sempit. sebagai pendekatan
pilihan rasional tidak memperhatikan secara serius struktur jaringan sosial dan
bagai mana struktur ini mempengaruhi hasil secara keseluruhan.
2. Keterlekatan versus ekonomi
institusi baru
berasal dari perluasan
analisa ekonomi dalam rangka memasukkan institusi-institusi sosial kedalam
cakupan perhatian.
Ekonomi institusi baru meliputi:
a. arus-arus ekonomi harus
berhubungn dengan institusi-institusi
b. analisa institusi-institusi
yang selama ini terabaikan dapat digunakan secara langsung atas dasar prinsip
ekonomi – neo klasik.
menurut
granovetter dan swedbeg (1992) adalah suatu kemampuan ekonom yang heterogen.
maka ini termasuk kedalam kelompok Oliver E. Williamson, Alfed D. chandler,
Dougles North, Robert P. Thomas, dan Andrew Schutter yang mana mereka
mengemukakan tentang efisien.
Untuk
mendapatkan ekonomi institusi baru yang efisien, Oliver E Williamson
mengemukakan pemikiran tentang biaya transaksi ekonomi yang merupakan bahwa
masalah-masalah yang tejadi pada titik simpul antara ekonomi, hukum dan
organisasi dapat dipecahkan dg asumsi bahwa institusi-institusi tersebut
cendrung kepada kondisi-kondisi yang
secra efisien mengurangi biaya transaksi.
apa yang
dikemukakan oleh williamson tersebut bagi granovetter memperlihatkan terjadinya
keterlekatan dalam kontrak, meskipun kelihatannya dilakukan secara formal.
sebab dalam kenyataannya bahwa semua hubungan bisnis dan trasaksi paling tidak
melibatkan proses interaksi dan hubungan
sosial yang pada gilirannya menghasilkan kepercayaan dan saling percaya diri
meski pada tingkat minimal.
MAKALAH WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONAL
MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA WAWASAN NUSANTARA DAN
KETAHANAN NASIONAL
KETAHANAN NASIONAL
OLEH
ROVIKA
LESTARI
1402114393
JURUSAN
ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan
kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Analisis Hubungan Antara
Wawasan Nusantara dan Pertahanan Nasional”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah bahasa indonesia. Dalam makalah ini membahas
tentang pengertian wawasan nusantara, pengetian pertahanan nasional,dan
hubungan diantara keduanya.
saya sampaikan terima kasih atas
perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis sangat sadar makalah ini sangat
jauh dari sempurna dan saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri
saya sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya.
Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca
guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.
i
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar …………….…………..…………………………………..........................…i
Daftar Isi
………………………………………………………………….................................ii
Bab I :
A)
Pendahuluan ………………………………………….…………......................…………1
B) Tujuan Penulisan …………………………………….…………......................………….1
C) Rumusan Masalah …………………….………………………....................…………...2
D) Sistematika Penulisan ……………….………………………...................………….…2
Bab II : Pembahasan
A)
Wawasan Nusantara...............................................................................3
1.
Pengertian........................................................................................3
2.
Fungsi Wawasan
nusantara..............................................................3
3.
Tujuan Wawasan
Nusantara.............................................................3
4.
Asan Wawasan Nusantara................................................................3
5.
Pelaksanaan dan Implementasi
Wawasan Nusantara......................4
B)
Ketahanan Nasional…....……………………..……………….…….........................…5
1.
Pengertian..........................................................................................5
2.
Fungsi Ketahanan
Nasional.................................................................5
3.
Tujuan Ketahanan
Nasional................................................................5
4.
Perwujudan Ketahanan
Nasional........................................................5
5.
Ciri-ciri Ketahanan
Nasional..............................................................6-7
6.
Asas Ketahanan
Nasional.....................................................................7
C)
Hubungan Antara Wawasan Nusantara
dan Ketahanan Nasional..…...….8
Bab III : Penutup
A) Kesimpulan
….…………………………………………………………...............................9
B) Saran ……..………………………………………………………….............................……..9
Daftar Pustaka ……………………………….……………….................……………………...10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Wilayah Indonesia yang
sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak celah kelemahan yang
dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan
dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki kurang
lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat. Dimana pengawasan
tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan masyarakat
Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya kurang
lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik – cabik oleh bangsa lain.
Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara
penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika.
Wawasan Nusantara pada
dasarnya merupakan cara pandang terhadap bangsa sendiri. Kata “wawasan” berasal
dari kata “wawas” yang bearti melihat atau memandang (S. Sumarsono, 2005).
Setiap Negara perlu memiliki wawasan nasional dalam usaha menyelenggarakan
kehidupannya.Wawasan itu pada umumnya berkaitan dengan cara pandang tentang
hakikat sebuah Negara yang memiliki kedaulatan atas wilayahnya. Fokus
pembicaraan pada unsur kekuasaan dan kewilayahan disebut “geopolitik”.
Kita semua menyadari bahwa setiap bangsa mempunyai cita-cita luhur dan
indah yang ingin dicapainya. Orang mengatakan bahwa cita-cita yang ingin
dicapai oleh suatu bangsa mempunyai fungsi sebagai penentu dari tujuan
nasionalnya. Lazimnya dalam usaha mencapai tujuan tersebut, bangsa bersangkutan
menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang senantiasa perlu
dihadapi ataupun ditanggulangi. Oleh karena itu, suatu bangsa harus mempunyai
kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan. Umumnya inilah yang dinamakan
ketahanan nasional, yang dapat juga disebut sebagai ketahanan bangsa
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah:
1. Untuk mempelajari tentang hubungan wawasan
nusantara dan ketahanan nasional.
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada para
pembaca tentang bagaimana kita dapat mempererat rasa persatuan di antara
penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
1
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Apa pengertian wawasan nusantara, ketahanan
nasional dan hubungan keduanya?
2. apakah tujuan adanya wawasan nusantra dan
ketahanan nasional?
3. Apa keterkaitan antara wawasan nusantara dan
ketahanan nasional?
D. SISTEMATIKA
PENULISAN
Makalah ini disusun dengan sistematika
pembahasan yang meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN Menyajikan latar belakang
masalah,Tujuan penulisan, rumusan masalah dan sistematika penulisan;
BAB II : PEMBAHASAN Membahas wawasan
nusantara, ketahanan nasional dan hubungan antara wawasan nusantara dan
ketahanan nasional.
BABIII : PENUTUP menyajikan kesimpulan dan
saran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. WAWASAN NUSANTARA
1.
Pengertian
Menurut Prof. Dr. Wan
Usman bahwa pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepuluan dengan semua aspek
kehidupan yang bervariasi.
Berdasarkan TAP MPR tahun 1993 dan tahun 1998
tentang Garis Besar Haluan Negara, pengertian wawasan nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesai terhadap diri dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
menggapai tujuan nasional.
2.
Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman,
dorongan, motivasi, serta rambu-rambu dalam penentuan segala kebijaksanaan
(kebijakan), tindakan, perbuatan dan keputusan bagi penyelenggara negara di
tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3.
Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan
nusantara bertujuan mewujudukan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentikan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok, suku bangsa, daerah, dan golongan. Ini
bukanlah berarti menghilangkan kepentingan kepentingan individu, kelompok, suku
bangsa, ataupun daerah. Kepentingan kepentingan tersebut akan selalu dihormati,
diakui dan dipenuhi selama tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat
banyak atau kepentingan nasional. Nasionalisme yang tinggi di berbagai bidang
atau segi kehidupan demi terwujudnya tujuan nasional tersebut adalah pancaran
dari makin bertambahnya rasa, semangat dan paham kebangsaan dalam jiwa bangsa
Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.
4.
Asas Wawasan Nusantara
Asas wawasan nusantara merupakan
ketentuan ketentuan atau kaidah kaidah dasar yang harus diciptakan, dipatuhi,
dipelihara, dan ditaati agar tetap taat dan setianya komponen pembentuk bangsa
Indonesai terhadap kesepakatan bersama. Pengabaian terhadap asas wawasan
Nusantara akan berakibat terjadinya pelanggaran terhadap kesepakatan bersama
yang akan menimbulkan perpecahan, tercerai berainya bhineka dari tiap bagian
dari bangsa dan negara Indonesai. Oleh karena itu asas wawasan nusantara tidak
boleh diabaikan.
3
Asas wawasan nusantara terdiri atas :
·
Kepentinga yang sama
·
keadilan
·
kejujuran
·
solidaritas
·
kerja sama
·
kesetiaan
5.
Pelaksaan atau Implementasi
Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang serta
visi nasional Indonesia sehingga haruslah dipergunakan sebagai arahan, acuan,
pedoman dan tuntutan bagi seluruh individu bangsa Indonesia dalam memeliharan
dan membangun tuntutan bangsa dan NKRI. oleh karena itu, penerapan, pelaksanaan
atau implementasi wawasan nusantara harus tercermin pada pola sikap, dan tindak
yang selalu dan senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan NKRI daripada
kepentingan kelompok apalagi kepentingan pribadi.
Penerapan atau implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi
pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh yaitu
dalam hal hal berikut ini:
Penerapan
atau implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan
iklim penyelenggara negara yang sehat dan dinamis, hal tersebut tampak dari
wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai
penjelmaan kedaulatan rakyat.
Implementasi
atau penerapan wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan
tatanan ekonomi yang benar benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Disamping itu,
penerapan wawasan nusantara mencerminkan tanggungjawab pengelolaan sumber daya
alam yang memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat antar daerah
secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
Penerapan
Wawasan nusantara dalam segi kehidupan sosial. Hal tersebut akan menciptakan
sikap lahiriah dan batiniah yang menghormati, menerima dan mengakui segala
bentuk kebhinekaan atau perbedaan sebagai karunia sang Pencipta.
Penerapan
wawasan nusantara dalam sendi kehidupan pertahanan dan keamanan akan
menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan
membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara Indonesia
4
B. KETAHANAN NASIONAL
1.
Pengertian
Pengertian ketahanan
nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang
datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung
yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
Ketahanan nasional
diperlukan dalam rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara dari segala
gangguan baik yang datangnya dari dalam maupun dari dalam negeri. Untuk itu
bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu
dibina secara konsisten dan berkelanjutan.
2.
Tujuan Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional
diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintahan, seperti
tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteran dan kemakmuran,
terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan hukum dan
keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasi
diri.
3.
Fungsi Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional mempunyai fungsi sebagai:
·
Daya tangkal, dalam kedudukannya
sebagai konsepsi penangkalan, ketahanan nasional Indonesia ditujukan untuk
menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap
identitas, integritas, eksistensi bangsa, dan negara Indonesia dalam aspek:
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
·
Pengarah bagi pengembangan potensi
kekuatan bangsa dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
·
Pengarah dalam menyatukan pola
pikir, pola tindak, dan cara kerja intersektor, antarsektor, dan
multidisipliner. Cara kerja ini selanjutnya diterjemahkan dalam RJP yang dibuat
oleh pemerintah yang memuat kebijakan dan strategi pembangunan dalam setiap
sektor untuk mencapai tujuan nasional mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
4.
Perwujudan Ketahanan Nasional
Perwujudan Ketahanan Nasional yang
dikembangkan bangsa Indonesia meliputi (Bahan Penataran, BP7 Pusat, 1996):
·
Ketahanan
ideologi, adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berdasarkan keyakinan
akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang
dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk menangkal
penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa.
5
·
Ketahanan
politik, adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang
berlandaskan demokrasi yang bertumpu pada pengembangan demokrasi Pancasila dan
UUD 1945 yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang sehat dan
dinamis serta kemampuan menerapkan politik luar negeri yang bebas aktif.
·
Ketahanan
ekonomi, adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa Indonesia yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 yang mengandung kemampuan menerapkan
stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan
kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan
kemakmuran rakyat yang adil dan makmur
·
Ketahanan
sosial budaya, adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia yang
menjiwai kepribadian nasional yang berdasarka
·
n Pancasila yang mengandung
kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
hidup rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam
kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal
penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
·
Ketahanan
pertahanan keamanan, adalah kondisi daya tangkal bangsa Indonesia yang
dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis, mengamankan
pembangunan dan hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan Negara dan
menangkal semua bentuk ancaman.
5.
Ciri Ketahanan Nasional
I.
Ketahanan nasional merupakan prasyarat
utama bagi bangsa yang sedang membangun menuju bangsa yang maju dan mandiri
dengan semangat tidak mengenal menyerah yang akan memberikan dorongan dan
rangsangan untuk berbuat dalam mengatasi tantangan, hambatan dan gangguan yang
timbul.
II.
Menuju mempertahankan kelangsungan
hidup. Bangsa Indonesia yang baru membangun dirinya tidak lepas dari pencapaian
tujuan yang dicitacitakan.
III.
Ketahanan nasional diwujudkan sebagai
kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan bangsa
untuk mengembangkan kekuatan dengan menjadikan ciri mengembangkan ketahanan
nasional berdasarkan rasa cinta tanah air, setia kepada perjuangan, ulet dalam
usaha yang didasarkan pada ketaqwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
keuletan dan ketangguhan sesuai dengan perubahan yang dihadapi sebagai akibat
dinamika perjuangan, baik dalam pergaulan antar bangsa maupun dalam rangka
pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
6
6.
Asas Ketahanan Nasional
Pengembangan ketahanan nasional bangsa
Indonesia didasari pada asasasas sebagai berikut:
(1).
Kesejahteraan dan keamanan
(2). Utuh menyeluruh terpadu
(3). Kekeluargaan
(4). Mawas diri
7
C.
HUBUNGAN ANTARA WAWASAN NUSANTARA
DAN KETAHANAN NASIONAL
Dalam
penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap mengarah pada pencapaian tujuan
nasional diperlukan suatu landasan dan pedoman yang kokoh berupa konsepsi
wawsan nasional untuk mewujudkan aspirasi bangsa serta kepentingan dan tujuan
nasional.
Wilayah
Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak celah
kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia
yang memiliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat.
Dimana pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja
tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri
saja yang persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah
tercabik – cabik oleh bangsa lain. Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat
mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia yang saling berbhineka
tunggal ika.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah
wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional
menuju tujuan nasional. Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang
harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan
dengan sukses. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa wawasan nusantara dan
ketahanan nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling mendukung sebagai
pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap jaya
dan berkembang seterusnya Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan
nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Dengan adanya
wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang sesuai
kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam
kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan
nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih
meyakini dan lebih dalam.
8
BABIII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan adanya wawasan nusan tara dan ketahanan nasional ini kita segenap bangsa indonesia dapat menentukan apa yang harus dilakukan untuk kemajuan negara indonesia dan mempertahankan kedaulatan indonesia.
Kegiatan pembangunan
pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada setiap warga negara
untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga
negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan
disiplin, melaporkan hal-hal yang menganggu keamanan kepada aparat dan belajar
kemiliteran.
Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman
suatu daerah atau pulau juga menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan
ini dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga
negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
Membangun TNI yang
profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi kegiatan
pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.
B.
SARAN
Dengan ditulisnya makalah
yang menjelaskan tentangwawasan nusantara, ketahanan nasional dan hubungan
antara wawasan usantara dan ketahanan nasional, semoga kita semua bisa
benar-benar memahami tentang apa yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga
negara di negeri ini. Sehingga, jika ada hak-hak yang belum kita dapatkan, kita
bisa memperjuangkannya. Begitu juga sebaliknya, jika hak-hak sebagai warga
negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita
sebagai warga negara. Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan
keadilan, kemakmuran, aman dan sejahtera.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Langganan:
Postingan (Atom)